La Tunde: Kampung Pemanjat Kelapa di Pantai Besusu

La Tunde: Kampung Pemanjat Kelapa di Pantai Besusu

Kawasan Pantai Besusu yang membentang dari muara Sungai Palu sebelah timur  yang berbatasan dengan wilayah Kelurahan Lere hingga muara sungai Pondo sebelah selatan, yang berbatasan dengan Kelurahan Talise, ternyata menyimpan banyak cerita sejarah yang menarik untuk diungkap.


Salah satunya adalah kawasan perkampungan urban di pesisir pantai tersebut, yang didiami oleh pendatang dari Sulawesi Selatan.

Salah seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Besusu Barat, Yusran Tembantina menjelaskan, kawasan perkampungan urban tersebut terletak di dekat kawasan muara Sungai Palu. Masyarakat Besusu dahulu mengenalnya dengan kawasan La Tunde.

“Lokasinya kalau tidak salah, di lokasi TVRI sekarang. La Tunde ini nama orang Bugis yang bikin kampung di sini, mungkin orang yang pertama kali membuak kampung di sini,” jelasnya.

Yusran menyebut, lokasi perkampungan ini, berada tidak jauh dari kawasan Bambana. Kawasan Bambana atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai muara ini, terletak tepat di kawasan sekitar muara sungai Palu.

Adanya lokasi perkampungan urban yang didirikan pendatang dari Sulawesi Selatan di kawasan tersebut, dibenarkan oleh Sejarawan Maritim Universitas Tadulako, Wilman D Lumangino. Dirinya menyebutkan, kawasan perkampungan tersebut, berjarak sekitar 30 meter dari tepi sungai.

Lanjut Wilman, para pendatang tersebut berasal dari Wajo, Sulawesi Selatan, dan diperkirakan datang ke Lembah Palu sekitar tahun 1912. Saat itu kata wilman, ada sekitar tujuh rumah panggung yang didirikan di lokasi tersebut. 

“Ada juga gelombang kedatangan pada sekitar tahun 1920an, La Tunde diperkirakan ikut rombongan ini,” ujarnya.

Wilman menjelaskan, para pendatang dari Wajo ini, tidak hidup dari aktivitas nelayan maupun membuka tambak garam. Para pendatang ini kata dia, melakoni aktivitas sebagai buruh pemanjat pohon kelapa atau buruh petik kelapa.

Kata Wilman, saat itu mereka bekerja pada tuan tanah lokal, yang memiliki banyak pohon kelapa di kawasan pesisir tersebut. Pada awal abad 20, sebagaimana terlihat di sejumlah foto dari udara yang terekam oleh fotografer Belanda, memang terlihat kawasan Pantai Besusu, terutama di kawasan sekitar muara Sungai Palu, banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Aktivitas sebagai pemanjat pohon kelapa ini dilakoni oleh para pendatang tersebut, hingga Indonesia merdeka. Pasca kemerdekaan, beberapa orang memutuskan pindah ke pesisir pantai barat Donggala, seperti di kawasan Sibualong, Oti, dan Panggalasiang, serta Ogotua, untuk menjajal dunia baru yang lebih menjanjikan, yakni aktivitas Smokol atau penyelundupan kopra ke wilayah Tawau, Malaysia, di sebelah utara Kalimantan. 

Beberapa orang lainnya kata Wilman, memutuskan untuk bertahan, misalnya seperti La Tunde. Namun menurut dia, perlu penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui keberlanjutan perkampungan urban tersebut. JEF

Post a Comment

0 Comments