Gempa di Lemo, Kulawi, 30 Juli 1907

Gempa di Lemo, Kulawi, 30 Juli 1907

Surat kabar Algemeen Handelsblad edisi 21 November 1907, menerbitkan laporan Laporan awal dari otoritas sipil (civil gezaghebber) di Lemo, tentang gempa 30 Juli 1907 di Kulawi.

Dalam laporannya, pada pagi hari sekitar jam 4, guncangan pertama dirasakan. Pada saat yang sama rumah pejabat otoritas tersebut rubuh dan dia berada di bawahnya. Saat itu, bangunan sekolah juga runtuh. Hanya 3 dari 11 rumah di Kampung Lemo yang tersisa, termasuk Lobo dan gudang.

Pergi ke Bahapa, kampung telah benar-benar ditinggalkan untuk beberapa waktu, di sana ada 12 rumah yang roboh dan ambruk. Di Bolapapu ada 21 rumah yang terguling dan 4 runtuh. Di sini, para penghuni merangkak bersama di tempat-tempat terbuka, di mana tidak ada rasa takut jatuh ke dalam rumah yang mungkin masih jatuh.

Melanjutkan ke kampung Bologanggo, Soenggoe dan Matauw'e, dia juga menemukan penduduk di ruang terbuka di kampung. Di Bologanggo ada 4 rumah, 3 di Mataoewe, tidak ada orang yang terbunuh, kecuali seorang wanita di desa Soenggoe, di atas kepalanya atap rumahnya runtuh.

Saat siang hari, pekerjaan penyelamatan barang dilakukan bersama, seperti beras di lumbung padi.

Di Kulawi, 164 rumah dan 49 pohon padi rusak. Orang-orang di kampung-kampung yang menjadi tunawisma akibat bencana itu, kini pergi ke kebun mereka dengan membawa dan menyimpan, di mana mereka mendirikan rumah-rumah sementara. Populasi sekarang kembali dengan cara biasa.

Durasi guncangan ini rata-rata 1,5 detik. Semua guncangan dirasakan disertai dengan gemuruh bawah tanah dan didahului oleh getaran tanah. 

Post a Comment

0 Comments