Merawat Ingatan lewat City Heritage: Mencegah Dehistorisasi di Kota Palu

Merawat Ingatan lewat City Heritage: Mencegah Dehistorisasi di Kota Palu


foto by: Mongabay.co.id
Pembangunan di Kota Palu belum memperhatikan aspek historis sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan tata ruangnya. Pembangunan Kota Palu yang maju pesat tidak berbanding lurus dengan pemeliharaan dan penataan City Heritage sebagai ikon Kota Palu. Banyak City Heritage yang terancam hilang seiring dengan pembangunan yang pesat di Kota Palu.


Hal ini tercermin dari munculnya rencana untuk mengubah Bundaran Nasional yang merupakan salah satu situs sejarah peninggalan masa kolonial di kota Palu menjadi sebuah lahan parkir. Walaupun rencana tersebut akhirnya dibatalkan oleh pemerintah, namun niatan tersebut adalah indikasi bahwa ada masalah serius terkait pemahaman akan sejarah lokal di dalam lingkungan pemerintah Kota Palu.

Bundaran Nasional yang terletak tepat di depan gedung juang tersebut merupakan salah satu hasil pembangunan Pemerintah Kolonial Belanda. Bundaran tersebut termasuk dalam lanskap pembangunan kota Palu yang dirancang oleh pemerintah kolonial. Lanskap inilah yang sebaiknya digunakan untuk merencanakan konsep tata ruang kota sebab konsep tersebut tentunya sudah direncanakan dengan matang. 

Kurangnya wawasan dan pengetahuan mengenai sejarah terutama sejarah lokal Kota Palu mungkin saja menjadi penyebab utama munculnya rencana tersebut. Kenyataan ini jelas merupakan kerugian besar dalam usaha untuk membentuk masyarakat yang berkarakter dan tidak amnesia sejarah lokalnya. Kurangnya kepedulian terhadap wawasan kearifan lokal ini mengakibatkan nilai-nilai sejarah terutama sejarah lokal Kota Palu mulai dilupakan. 

Di samping faktor lemahnya pemahaman akan sejarah, faktor ekonomis juga nampaknya menjadi pertimbangan lahirnya rencana tersebut. Adanya pusat perbelanjaan dan restoran-restoran cepat saji di sekitar bundaran tersebut bisa saja merupakan alasan ekonomis di balik rencana tersebut. Namun, pemerintah tidak memperhatikan bahwa daerah tersebut merupakan daerah padat yang rawan kecelakaan.
 
Alasan ekonomis tersebut juga yang nampaknya menghantui situs-situs bersejarah lainnya. Maraknya investor berdatangan ke Kota Palu berdampak pada pesatnya pembangunan di kota tersebut. Pembangunan berbagai macam pusat perbelanjaan, perhotelan, dan usaha-usaha restoran cepat saji, industri, dan lain-lain merupakan beberapa bukti pesatnya perkembangan Kota Palu. Hal ini jelas berdampak positif bagi perkembangan perekonomian kota. Ini sebagai bukti bahwa Kota Palu memiliki daya tarik bagi investor.

Namun, seiring dengan pembangunan yang pesat tersebut, perlahan-lahan Kota Palu mulai kehilangan nilai historisnya. Beberapa City Heritage terancam digusur dan beberapa tidak dirawat dengan baik. Melihat kenyataan tersebut, lama-kelamaan Kota Palu akan menjadi kota yang ahistoris.

Haliadi Sadi, sejarawan yang juga dosen di Universitas Tadulako mengatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah ini merupakan bukti lemahnya pemahaman pemerintah akan sejarah. Hasil-hasil penelitian akademisi tentang sejarah kota Palu hanya menjadi “penghias” lemari tanpa pernah dijadikan acuan untuk pengembangan kota. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pembangunan dan tata ruang Kota Palu perlu memperhatikan aspek historis. Situs-situs peninggalan sejarah yang merupakan City Heritage milik kota Palu, perlu mendapat perhatian dalam konsep tata ruang kota Palu. Situs-situs tersebut menjadi saksi dari perjalanan sejarah kota palu dari masa ke masa. 

Upaya pelestarian City Heritage ini adalah salah satu bentuk usaha untuk merawat ingatan/memori kita tentang masa lalu. Situs-situs bersejarah tersebut dapat dijadikan objek memorialisasi demi mencegah dehistorisasi di elemen masyarakat sehingga masyarakat tidak mengalami amnesia sejarah. Situs-situs tersebut juga dapat menjadi tempat untuk belajar tentang kearifan lokal yang terkandung dalam sejarah lokal Sulawesi Tengah. Kearifan lokal tersebut dapat menjadi obat untuk mencegah keberulangan konflik yang makin marak terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Tengah akhir-akhir ini. 
      
Pengelolaan tata ruang dan pembangunan Kota Palu hendaknya memperhatikan aspek historis sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana pembangunan kota. Kota-kota besar di Asia, Eropa dan Amerika tetap mempertahankan City Heritage-nya berdampingan dengan pesatnya pembangunan kota. Kota Palu perlu berkaca dari kesuksesan tersebut agar warisan sejarah dan budaya lewat City Heritage Kota Palu dapat terus diwariskan kepada generasi-gerasi berikutnya. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati dan menghargai masa lalunya. Jangan sampai Kota Palu menjadi kota yang pembangunannya pesat namun ahistoris (tidak memiliki warisan sejarah dan budaya).

Post a Comment

0 Comments