”Metodologi bukan hanya sekedar
ilmu tentang cara, tetapi adalah sistematika berpikir/langkah-langkah untuk
mencapai sesuatu (dari irasional menuju rasional) objek yang kita lihat.”
Kalimat
yang diucapkan oleh Haliadi Sadi ini menjadi pembuka materi historiographical training yang
dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Sejarah Universitas Tadulako. Mengambil tempat
di sebuah lokasi perkemahan di Desa Oloboju Kabupaten Sigi, training ini
dilaksanakan untuk mempersiapkan calon-calon enumerator baru di pusat
penelitian tersebut.
Mendengar
kalimat sederhana tersebut, saya terperangah. Selama ini saya mengasumsikan
bahwa metodologi hanyalah ilmu tentang cara sesuai makna harfiah dari kata metode dan logos. Penjelasan dari beberapa dosen sejarah yang saya terima pun
semuanya mengasumsikan sama.
Di
tengah keterperangahan dan kebingungan saya tersebut, pak Haliadi pun
melanjutkan:
“Metodologi dapat diartikan sebagai
kesinambungan urut-urutan berpikir secara logis dalam melakukan penelitian dan
penulisan atau satu kesatuan kerangka berpikir. Metodologi juga dapat dikatakan
sebagai rangkaian dari proses berpikir sampai menemukan sesuatu.”
Berdasarkan
penjelasan tersebut, ada tiga hal yang menurut saya menjadi elemen penting dalam
metodologi yaitu:
1. Urut-urutan
berpikir
2. Penelitian
3. Penulisan
Lebih
lanjut, pak Haliadi sebagai pemateri menegaskan bahwa:
“Sejarah yang benar adalah sejarah
sebagai aktualitas (history as actuality) dan sejarah sebagai sebuah tulisan
(history as written). Sejarah sebagai aktualitas masuk ke dalam konsep
urut-urutan berpikir sedangkan sejarah sebagai tulisan masuk ke dalam konsep
penelitian dan penulisan.”
Urut-urutan
berpikir tersebut harus dimulai dari:
a. Persoalan/problem
Untuk
mendapatkan problem dari sesuatu, kita harus membaca. Peneliti harus memulai
dari permasalahan-permasalahan yang di persoalkan. Di antara Das sein (harapan) dan das solen (kenyataan) ada problem.
Ada
3 hal yang mendasari seseorang untuk melakukan penelitian:
1. Untuk
menemukan sesuatu (discovery).
2. Untuk
mengembangkan sesuatu (development).
3. Untuk
menguji sesuatu.
b.
Tema
Setelah
menemukan persoalan, kita harus memasukkan persoalan kedalam tema-tema. Hubungan
antara persoalan penelitian dengan tema adalah salah satu kelebihan dari
seorang peneliti.
c. Topik
·
Tema
·
Sub Tema
·
Topik
1. Judul
itu ada lima kata (Judul yang baik)
2. Judul
yang lebih dari lima kata (kurang baik)
·
Urutan berpikir
-
Penelitian, yang berkaitan dengan
metodologi sejarah ada 2 hal
a. Mencari
dan menemukan sumber
b. Mengkritisi
sumber
- Objek
yang kita teliti, menjelaskan tentang batasan-batasan.
·
Ketika kita berpikir kognitif, akan ada
dua pemikiran yaitu benar dan salah.
-
Sistematika itu adalah pembagian bab.
Berdasarkan teori yang kita gunakan.
- Di metodologi sejarah adalah satu
kesatuan urutan berpikir, langkah-langkah pemikiran sejarah, sejarah murni dan
aplikasi sejarah (cara mengajar sejarah)
-
Induk ilmu pengetahuan ada filsafat.
Objek, sang pengcipta, manusia (orang), alam.
-
Fakta benda memiliki metode sendiri,
- Judul besar dan judul kecil, judul dapat
dibagi menjadi dua untuk memperjelas judul yang menarik (judul besar).
- Data sejarah adalah kumpulan atau bahan
sejarah. Bahan-bahan untuk menyusun data sejarah.
0 Comments