![]() |
Bredasche courant, terbitan 16 Juni 1938, tentang bantuan bencana 1938. |
Wilhelmina bahkan memberikan
bantuan pribadi sebesar 1000 gulden untuk korban bencana tersebut. Hal ini
terekam dalam catatan surat kabar Bredasche courant, terbitan 16
Juni 1938, yang melaporkan, pasca bencana gempa bumi dan tsunami
yang melanda kawasan teluk Palu, 20 Mei 1938 dan Teluk Tomini 23
Mei 1938, Ratu Kerajaan Belanda, Wilhemina, menyerahkan bantuan sebesar
1000 gulden kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda, untuk kepentingan korban
bencana.
Berita serupa juga tercatat
diterbitkan oleh sejumlah surat kabar lainnya, seperti De Telegraaf, Algemeen
Handelsblad, De Gooi-en Eemlander, Nieuwe Tilburgsche Courant, Leeuwarder
Courant, De Banier, Het Vaderland, De Tijd, Utrecht Volksblad, Zaan Volksblad,
De Maasbode, Delftsche Courant, serta Provinciale Overijsselsche en Zwolsche
Courant.
Selain pihak Kerajaan Belanda, sejumlah
pihak lainnya saat itu juga berupaya menyalurkan bantuan ke wilayah yang
terdampak bencana. Salah satu yang tercatat adalah Bala Keselamatan (Salvation
Army).
![]() |
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië edisi 25 Mei 1938 |
Hal ini tercatat dalam sejumlah
laporan surat kabar, baik terbitan Belanda maupun lokal, yang menceritakan
perihal tersebut. Salah satunya surat kabar Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indië edisi 25 Mei 1938, yang melaporkan, Komandan De Groot dari
Bala Keselamatan, menerima laporan dari Sulawesi Tengah, bahwa sebagai akibat
gempa bumi di wilayah tersebut, mengakibatkan kerugian sekitar 10.000 gulden
dari basis koloni pertanian di Kalawari/Kalawara. Selain itu, terdapat kerugian
sekitar 4.000 gulden, diakibatkan kerusakan disebabkan oleh bangunan dan
sekolah lain.
Di wilayah basis mereka di
Kapiroi, hampir semuanya telah hancur. Adapun total kerugian yang disebabkan
oleh gempa bumi berjumlah 14.000 hingga 15.000 gulden. Untuk itu, Bala
Keselamatan meminta bantuan dari publik.
De Groot sendiri yang memiliki
nama lengkap JW De Groot, merupakan salah seorang Komandan Teritorial Bala
Keselamatan yang memimpin teritori Indonesia. Dilansir dari laman resmi Bala
Keselamatan, De Groot menjabat antara 1931-1938.
![]() |
Soerabaijasch Handelsblad edisi 18 Oktober 1938 |
Beberapa bulan kemudian, tepatnya
Oktober 1938, Komandan Teritorial Bala Keselamatan pasca JW De Groot, Kolonel
AC Beekhuis bersama istrinya, berkunjung ke Sulawesi Tengah. Kunjungan ini
dalam rangka perayaan 25 tahun pekerjaan misionaris di wilayah tersebut.
AC Beekhuis sendiri, sebagaimana
dilansir laman resmi Bala Keselamatan, merupakan Komandan Teritorial yang
memimpin antara tahun 1938 hingga 1946.
Sebagaimana diberitakan surat
kabar Soerabaijasch Handelsblad edisi 18 Oktober 1938, Kolonel Beekhuis
mengatakan, banyak yang telah hancur akibat bencana, namun bencana itu tidak
memiliki pengaruh pada Bala Keselamatan.
Pada kesempatan kunjungannya, Kolonel Beekhuis memeriksa dan memutuskan apa yang akan dipulihkan dan diperbarui. Sekolah yang terdampak bencana telah dan sedang diperbaiki. Secara khusus kata dia, bantuan keuangan besar telah disediakan untuk pekerjaan perbaikan ini dari lingkaran mereka sendiri.
Pada kesempatan kunjungannya, Kolonel Beekhuis memeriksa dan memutuskan apa yang akan dipulihkan dan diperbarui. Sekolah yang terdampak bencana telah dan sedang diperbaiki. Secara khusus kata dia, bantuan keuangan besar telah disediakan untuk pekerjaan perbaikan ini dari lingkaran mereka sendiri.
Surat kabar tersebut juga
melaporkan, Kongres Bala Keselamatan juga dilaksanakan di Sulawesi Tengah,
tepatnya di Palu. Kongres ini sebagaimana ditulis dalam surat kabar tersebut,
ditandai oleh semangat penuh rasa syukur dan sukacita untuk masa depan.
Kongres ini dianggap sebagai
sebuah kesyukuran, karena dihadiri Komandan Teritorial Bala Keselamatan,
Asisten Residen dan Kontroliur Donggala, juga Gezaghebber Palu. JEF
0 Comments