Waktu Sepertiga Malam
Waktu sepertiga malam
Terbangunku dari tidurku
Sunyi senyap kala itu
Tak goyahkan langkahku
Larut hening dalam sujudku
Tangis pilu menusuk kalbu
Dalam hati memohon ampun
Atas segala dosa-dosaku
Sujudku terhempas di sajadah-Mu
Mencoba meraih setitik cahaya-Mu
Dan secercah harapan akan kasih-Mu
Yang terangiku menuju ridho-Mu
Waktu sepertiga malam
Tak kuasa menahan air mata
Larut aku dalam keheningan
Akan kuasa Sang Pencipta
(Kamar Sunyi, 26
Juni 2010)
Kesedihan
Jarum jam itu
terus berputar
Malam pun
semakin larut
Derai tawa itu
tak terdengar lagi
Berganti
keheningan sepi
Kau yang dulu
terbitkan cintaku
Hidupkan pelita
cinta di hatiku
Kini tlah pergi
jauh
Dan mungkin
takkan kembali lagi
Risauku tak
berbalas
Anganku tak
tergapai
Sebab engkau tak
mengerti
Arti kesedihanku
ini.
(Kamar Sunyi, 26
Juni 2010)
Gundah
Selasa, 1 juni
2010
Pukul 20.30 wita
Di dalam kamarku
yang berantakan
Aku
bertanya-tanya dalam hatiku
Apakah cintanya
tulus padaku?
Apakah dia
rasakan sakitku?
Apakah dia
mengerti perasaanku?
Dan apakah dia
tahu apa yang ku pikirkan?
(PUSSej,
2 Juni 2010)
Ingin Tapi Tak
Bisa
Ketika kau hadir
di depanku
Satu rasa
terlahir dari hatiku
Rasa yang takkan
padam
Rasa akan
bayang-bayang abadi
Ingin hati ini
berkata tentang cinta
Tapi bibir ini
kelu
Untuk ucapkan
kata itu
Kata cinta
untukmu
Ingin aku dapat
memelukmu
Memeluk erat
tubuhmu
Mengucapkan
cinta itu
Tapi ku tak bisa
(PUSSej,
2 Juni 2010)
Memiliki Cinta
Terlarang
Sesaat aku
terdiam
Mengenang cinta
itu
Sebuah cinta
yang terlarang
Oleh sebuah
keterbatasan
Selentingan
kabar ku dengar
Tentang dirinya
yang telah berdua
Setelah tragedi
cinta terlarangku
Kandas dengan
dirinya
Apakah akan
terulang kembali
Cinta
terlarangku
Cinta yang semu
Dalam dunia tak
nyataku
(Kamar Sunyi, 26
Juni 2010)
Senandung
Kesunyian
Dalam gelap
gulita ku terbangun
Membaca jalan
pikiranmu
Menelusuri ruang
demi ruang
Antara hatiku
dan hatimu
Diantara
kesunyian malam ini
Hati ini ingin
merintih
Menahan sakit
Akibat kesunyian
ini
Kesunyian hati
Kadangkala
datang tanpa permisi
Dan pergi tanpa
pamit
Seolah-olah tak
lagi peduli
(Kamar Sunyi, 26
Juni 2010)
Ketika Cemburu
Itu Salah
Ketika cemburu
dianggap salah
Ketika cemburu
dianggap sebagai tekanan
Ketika cemburu
dianggap perlawanan
Ketika cemburu
menjalar bagai api neraka
Apakah cemburu
pertanda sayang?
Ataukah hanya
tameng kenaifan?
Tameng dari rasa
takut
Takut akan
kehilangan miliknya
Cemburu tidaklah
terlarang
Cemburu adalah
kewajaran
Tapi jika
cemburu berlebihan
Ketika itulah
cemburu itu salah
(Kamar Sunyi, 26
Juni 2010)
Cinta dan
Setiamu
Pertama aku
mengenalmu
Ku lihat
indahnya senyummu
Senyum diwajah
sendu itu
Senyum yang
menghantuiku
Sayang saat ini
ku sakit
Sakit karena
cintamu
Sakit karena
penantianku
Akan cinta dan
setiamu
Tolong aku
sayangku
Jangan buatku
menunggu
Menunggu cintamu
Cinta yang bisa
membunuhku
(Kamar Sunyi, 26
Juni 2010)
Pasrah
Ketika kau tak
lagi mencintaiku
Ketika hatiku
dan hatimu tak bersatu
Ketika kau
enggan bersamaku
Maka ku kan
pasrah melepasmu
Segala rasa yang
pernah ada
Entah itu
dikatakan cinta atau bukan
Perlahan menjauh
dari kita
Dan akhirnya
menghilang
(Kamar Sunyi 26 Juni 2010)
0 Comments