Masih Ada Tiga Lokasi Diduga Makam Tan Malaka

Masih Ada Tiga Lokasi Diduga Makam Tan Malaka

JAKARTA - Hasil tes DNA terhadap gigi, rambut, tengkorak dan tulang belulang yang diduga jenazah Tan Malaka oleh bagian forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia baru dapat diketahui dua sampai tiga pekan mendatang.

Namun demikian jika hasilnya setelah dicocokkan dengan DNA keluarganya tidak cocok, maka masih ada kemungkinan untuk dilakukan tes ulang dengan mengambil sampel jenazah di tiga lokasi lainnya, yang juga diduga tempat dikuburnya Tan Malaka.

Menurut Asmun, keluarga Tan Malaka, seandainya hasil uji DNA tersebut tidak cocok, Harry A Poeze masih memiliki beberapa lokasi pemakaman yang juga diduga tempat dikuburnya Tan Malaka. "Pak Harry Poeze masih punya beberapa lokasi yang diduga makamnya, tak jauh dari lokasi kuburan yang dibongkar di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur," ujarnya kepada okezone, Selasa (15/9/2009).

Selain itu, kata Asmun, masih dari hasil penelitian Harry A Poeze diperkirakan ada jalur gerilya yang ditempuh Tan Malaka dan Jendral Soedirman. "Jalurnya berhimpitan karena mereka dwi tunggal, dua pemimpin rakyat yang berjuang secara gerilya," imbuhnya.

Asmun juga mengungkapkan dari keterangan kerabat lainnya yang langsung ikut dalam pembongkaran makam, dari sisa-sisa jenazah yang diduga Tan Malaka itu ditemukan dalam posisi tangannya seperti terikat ke belakang.

Keberadaan makam dan pembunuh Tan Malaka menjadi polemik selama 30 tahun. Sejarahwan Taufik Abdullah mengatakan, Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya pada bulan Februari 1949.

Setelah meneliti bertahun-tahun, Harry A Poeze, menyimpulkan Tan Malaka ditembak mati pada 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya.

Pendiri partai Murba ini kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963.

Tan Malaka yang bernama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka merupakan salah satu pejuang revolusioner beraliran kiri nasionalis. Dia lahir di Desa Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897. Selama hidupnya ia pernah aktif di Partai Komunis Indonesia dan menjabat Wakil Komintern di Asia yang berkedudukan di Canton.

Dia pernah diburu oleh agen rahasia Inggris dan Amerika Serikat sehingga melarikan diri dari satu negara ke negara lain dengan sejumlah nama samaran. Namun, generasi muda Indonesia nyaris tak kenal Tan Malaka karena namanya tak pernah tercantum di buku sejarah yang diajarkan di sekolah. Hal ini terjadi karena Orde Baru alergi terhadap paham komunisme yang dianut Tan Malaka. (ram)

Post a Comment

0 Comments