Nilai UN SMA di Kota Palu Terjun Bebas: Ini Salah Siapa?

Nilai UN SMA di Kota Palu Terjun Bebas: Ini Salah Siapa?

Hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat di Kota Palu tahun 2015 terjun bebas. Regulasi baru yang meniadakan konversi nilai UN dan nilai US menjadikan hasil UN murni sebagai tolok ukur kompetensi sekolah. Harian Mercusuar edisi Jumat (15/5/2015), memuat pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Sadly Lesnusa, yang menyatakan bahwa hasil UN tingkat SMA sederajat di Kota Palu tahun ini memprihatinkan. Dirinya menyebutkan bahwa ada beberapa siswa di beberapa sekolah yang nilai UN nya hanya 1,00 – 3,00.     
 
Hal ini pula menjadi perhatian pemerhati Pendidikan serta ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulteng bahwa proses hasil pelulusan tahun ini secara kuantitas bagus namun secara kualitas memperhatinkan. Ketua PGRI Sulteng, Nursalam, menyatakan ikut prihatin dengan hasil  yang dicapai tahun ini. Dengan hasil seperti ini, berarti banyak hal yang harus perlu diperbaiki dan masih banyak hal yang keliru, sebab secara teknis, pelaksanaan UN sudah lebih baik, namun hasil yang didapatkan jeblok di bawah standar nasional yaitu 5,5. 

Tangisan dan suasana haru pun mewarnai pengumuman kelulusan siswa kelas XII di beberapa sekolah, Jumat (15/5/2015). Pemberlakuan 3 kategori kelulusan yaitu lulus UN, lulus ujian sekolah, dan tidak lulus membuat siswa yang “hanya” lulus ujian sekolah, merasa kelulusannya hambar karena harus mengikuti perbaikan nilai UN pada bulan Februari-Maret 2016 mendatang. 

Sebagian orang tua siswa yang turut menghadiri pengumuman kelulusan tersebut juga turut bingung dengan pemberlakuan aturan baru mengenai kelulusan tersebut. Mereka khawatir hasil tersebut akan berpengaruh dengan masa depan anak mereka.  

Tahun ini, sekolah-sekolah secara kuantitas mengalami peningkatan signifikan untuk rata-rata nilai kelulusan secara keseluruhan. Namun, karena pemberlakuan aturan baru mengenai kriteria kelulusan dan tidak dikonversinya nilai UN dengan nilai ujian sekolah, menyebabkan banyak siswa harus mengikuti perbaikan nilai UN karena nilainya tidak mencapai standar nasional yaitu 5,5.

Untuk menenangkan kegelisahan para orang tua, para Kepala Sekolah mengatakan bahwa para orang tua siswa tidak perlu khawatir bahwa hasil tersebut akan berpengaruh terhadap seleksi masuk perguruan tinggi. Menurutnya, pihak perguruan tinggi mengacu pada hasil seleksi yang dilihat berdasarkan tes tertulis dan tes praktik, bukan mengacu pada hasil UN. Untuk itu, ia menghimbau kepada para orang tua dan siswa yang telah lulus atau yang akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi, agar tidak khawatir.

Hal serupa juga dikatakan oleh Staf Bidang Penilaian Pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, Dasman Lamasiara. Dasman mengatakan bahwa nilai UN murni ini adalah parameter pemetaan mutu pendidikan di sekolah. Nilai UN murni juga menjadi indikator pemerintah untuk memberikan bantuan kepada sekolah yang dinilai masih rendah kompetensinya. 

Mengenai kriteria kelulusan pendaftaran di perguruan tinggi, Dasman mengatakan bahwa hal tersebut tergantung kebijakan dari perguruan tinggi, apakah mengacu pada passing grade hasil UN atau mengacu pada hasil ters pada seleksi masuk perguruan tinggi. 

Hasil UN SMA sederajat di Kota Palu yang tahun ini terjun bebas, seharusnya menjadi peringatan bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan mutu pendidikannya dan lulusannya, bukan bersaing dalam kuantitas kelulusannya. Selama ini, kuantitas kelulusan menjadi acuan bagi masing-masing sekolah untuk saling klaim sebagai sekolah unggulan. 

Persaingan tidak sehat ini sering berimpilkasi pada modus menghalalkan segala cara untuk meraih predikat unggulan. Beberapa siswa di beberapa sekolah yang menjadi peserta UN SMA sederajat, bahkan beberapa alumni, terang-terangan menyebutkan bahwa pada saat mengikuti UN, mereka menerima bocoran/contekan dari guru maupun pengawas ruangan. Predikat lulus 100% menjadi idaman setiap sekolahyang kadang harus digapai dengan berbagai cara.

Sudah saatnya sekolah bergerak cepat untuk membenahi mutu dan kompetensi pendidikannya, mumpung UN online baru diberlakukan tahun depan. Pengalaman pertama dengan regulasi kelulusan yang baru ini semestinya menjadi cambuk bagi pihak sekolah untuk mengutamakan kualitas bukan hanya kuantitas.Contohilah Sadly Lesnusa yang berani berkata jujur bahwa hasil UN SMA sederajat di Kota Palu tahun ini memang memprihatinkan.

Post a Comment

3 Comments

  1. de gaga mo harapan :3

    ReplyDelete
  2. Apakah kalian masih bingung memilih jurusan? Yuk dalami pilihanmu di universitas kami dan akses informasi dapat dicek di Pendaftaran UNAIR Selamat Berjuang! :)

    ReplyDelete