Tonakodi, Sosok Tegas Tapi Mendidik

Tonakodi, Sosok Tegas Tapi Mendidik


Sosok Rusdy Toana dengan Mercusuar yang didirikannya pada 1 September 1962, telah banyak melahirkan figur-figur pemimpin yang sudah teruji kemampuannya. Banyak sosok panutan hari ini, yang lahir dari tempaan sosok Tonakodi, julukan yang lekat dengan sosok Rusdy Toana, lewat kolom di Mercusuar yang setiap hari diisi olehnya, untuk menyuarakan kepentingan orang-orang kecil di Sulawesi Tengah (Sulteng).   
   
Salah seorang figur yang merasakan langsung tempaan Tonakodi di Mercusuar adalah Rektor Universitas Tadulako (Untad) saat ini, Prof Dr Ir Muh Basir, SE, MS. Mercusuar sendiri bagi Prof Basir, sangat berperan dalam periode awal kedatanganya ke Kota Palu, sekitar tahun 1980-an.


”Saat pertama masuk di Mercusuar, saya dan beberapa orang kawan lain menjalani tes terlebih dahulu. Redaktur yang mengetes kami itu kalau tidak salah pak Sabaruddin. Kami disuruh membawa mesin ketik sendiri, sedangkan saat itu saya belum punya mesin ketik sendiri, karena baru beberapa bulan datang di Palu,” kenang Prof Basir, dalam sebuah wawancara dengan penulis, Agustus 2017 lalu.

Menjalani rutinitas sebagai wartawan Mercusuar saat itu menurut Prof Basir, tidaklah mudah. Dirinya mengatakan, sering muncul rasal kesal ketika redaktur merobek atau membuang tulisan yang sudah dibuat dengan susah payah.

“Sering jengkel juga, karena sudah susah-susah mengetik menggunakan mesin ketik, pas tiba di meja redaktur tiba-tiba dirobek atau dibuang. Tapi, dari sana saya belajar menjadi pribadi yang kokoh dan saya menyadari, ternyata tidak semua yang kita anggap benar, benar juga di mata orang lain dan itu harus kita terima,” tuturnya.  

Prof Basir juga mengisahkan, pekerjaan sebagai wartawan di Mercusuar lah yang menopang fase awal kehidupannya di Kota Palu, sebelum dirinya melamar menjadi dosen di Untad.

“Saya melamar di Untad tahun 1988. Saya lebih dulu jadi wartawan sebelum jadi dosen. Karakter saya juga mulai terbentuk di sana, dari yang awalnya tidak punya pengalaman membuat materi kuliah maupun materi berita, alhamdulilah selama digodok di sana, lama kelamaan menjadi terbiasa,” lanjutnya. 

Terkait sosok Tonakodi, Prof Basir menyebut pribadi beliau sebagai teladan baginya. Dalam kenangannya semasa menjadi wartawan di Mercusuar, sosok Tonakodi bagi Prof Basir adalah seorang sosok yang tegas tapi mendidik, layaknya seorang ayah pada anaknya.

“Sehingga semua kader beliau, pasti bermuara pada kapasitas seorang wartawan yang dapat diberi amanah,” kenangnya.

Prof Basir mengisahkan, salah satu cara Tonakodi mendidiknya, adalah dengan pengalihan tugas pemimpin redaksi (pemred) dalam hal penulisan tajuk, kepada dirinya.

“Awalnya saya angkat tangan (tidak menyanggupi), tapi saya kemudian berani mengambil tanggung jawab tersebut, ketika beliau mengatakan, seorang wartawan harus berani melangkah untuk kebaikan. Alhamdulillah, setelah tajuk ke-9, beliau mengatakan tidak perlu lagi dibaca olehnya dan langsung dimuat. Di situlah menurut saya proses pengkaderan yang luar biasa,” urainya.

Hal yang kedua, yang sangat dikenang oleh Prof Basir, adalah saat dirinya berniat hendak melepas masa lajang. Saat itu, sosok Tonakodi mengatakan kepadanya, kalau sudah mau kawin, cari gadis di sini (Palu red.), karena gadis di selatan (Sulawesi Selatan red.) menurut Tonakodi, sama adat istiadatnya di Tana Kaili, di mana yang membedakan hanya istilah dalam proses adatnya.

“Makanya beliau bilang ke saya, nanti saya yang lamarkan jika sudah ada calon. Saya jawab, sudah ada calon ayahanda, yang belum ada uangku. Mendegar hal tersebut, beliau tertawa terbahak-bahak. Akhirnya, beliau yang lamarkan ibu (istri red.),” ujar Prof Basir.

Dengan sejarah panjang perkembangan Mercusuar hingga jelang menapak usia 56 tahun, 1 September 2018 nanti, menurut Prof Basir, hal yang harus tetap dijaga dan dipertahankan oleh Mercusuar saat ini adalah integritas wartawan dan seluruh jajarannya. Prof Basir juga menitipkan pesan, agar spirit yang ditanamkan oleh sosok Tonakodi, selalu dipegang teguh oleh keluarga besar Mercusuar.   

Pada momen hari ulang tahun (HUT) ke-55 Mercusuar pada 2017 lalu, Prof Basir melihat, spirit yang ditanamkan oleh sosok Tonakodi di Mercusuar, tumbuh dengan baik. Mercusuar juga kata dia, hingga kini telah mengambil bagian dalam pembangunan di bidang informasi dan kontrol sosial.

Kini, di momen jelang pertambahan usia dari 55 ke 56 tahun, Prof Basir menitipkan harapan dan doa, agar Mercusuar, menjadi media yang mendidik bagi pembacanya. ***

Post a Comment

0 Comments