Konspirasi Di Balik Batalnya Konser NOAH di Palu

Konspirasi Di Balik Batalnya Konser NOAH di Palu

Penundaan konser Noah di Kota Palu menimbulkan kekecewaan bagi para penggemar grup musik asal Bandung ini. mereka yang sudah cukup lama menanti akhirnya harus menerima kenyataan bahwa grup musik kesayangannya batal tampil. isu terakhir menyebutkan bahwa penundaan tersebut disebabkan oleh belum keluarnya izin dari POLDA Sulteng dikarenakan lokasi konser merupakan daerah yang sedang melakukan upaya rekonsiliasi konflik antarwarga yang terjadi beberapa waktu lalu. Ariel (@R_besar) dalam akun twitternya mengatakan bahwa "Sahabat dan masyarakat palu, sangat disayangkan kita tidak jadi main hari ini di palu.tetapi bukan dikarenakan demo seperti yg diberitakan", "Tapi karena situasi saat ini disekitar tempat konser msh dlm proses rekonsiliasi pasca konflik antar warga, sangat rawan terjadi gangguan", "Dan jika dipaksakan Polisi dan panitia mengkhawatirkan keselamatan masyarakat umum yg akan datang untuk menonton", "Jadi td sudah disepakati, bahwa konser akan diundur bukan dibatalkan, menunggu lampu hijau dari kepolisian. Kita pasti kembali untuk palu ;) ".
Ariel mungkin tidak mempersoalkan masalah demo menolak kehadiran NOAH di Palu, tetapi demo tersebut mengindikasikan bahwa massa secara sadar maupun tidak, melaksanakan "pesanan" dari oknum-oknum yang tidak ingin NOAH datang ke Palu. Alasan yang didengungkan adalah kedatangan NOAH bertentangan dengan nilai-nilai moral dan bisa merusak aqidah dan ahlak karena Ariel selaku vokalis NOAH pernah tersandung kasus asusila. Pertanyaan selanjutnya, bukankah dia (Ariel) sudah menjalani hukumannya? lantas mengapa masih dipersoalkan sampai hari ini? bukankah sebagai sesama muslim wajib memaafkan kesalahan sesamanya? belum tentu juga yang menolak kedatangan NOAH lebih mulia kelakuannya dari Ariel dan tidak bisa dipungkiri, sebagian dari massa pendemo mungkin adalah fans NOAH juga tetapi "malu-malu kucing" untuk mengaku dan menjilat ludah sendiri.

Menurut analisis saya, Ariel dan NOAH merupakan korban dari pertarungan dan konstalasi politik di Kota Palu. NOAH yang notabene diundang oleh Pemkot Palu (Rusdi Mastura) bisa dilihat sebagai upaya untuk “menyenangkan” masyarakat Palu dan sekaligus menaikkan popularitas bung Cudy, sapaan akrab Walikota Palu, Rusdi Mastura. Pergerakan ini tentu saja mengundang polemik dan memunculkan manuver tandingan dari "lawan politik" nya. Lihat saja, organisasi Islam terbesar di Kota Palu, “turut andil” dalam gerakan "Menolak NOAH". Sudah jadi rahasia umum kalau pemimpin di daerah Sulawesi Tengah pasti akan mendengarkan “petuah sakti” pemimpin ormas ini. Selanjutnya mahasiswa dari dua perguruan tinggi swasta pun "digerakkan" untuk mendukung aksi tersebut. Ada kecurigaan, salah satu partai Islam terlibat dalam manuver ini. Partai ini jelas memiliki kedekatan dengan ormas tersebut. Beberapa orang kader ormas ini masuk menjadi kader partai tersebut. Kemudian jelas, bahwa pengaruh ormas ini lebih kuat dari pengaruh sang figur pemimpin Kota Palu tersebut sehingga NOAH akhirnya batal tampil di Kota Palu.

Penundaan konser NOAH ini jelas mengecewakan penggemar NOAH yang telah menanti kedatangan grup musik kesayangannya ini. Mereka bahkan rela menunggu di depan hotel tempat personil NOAH menginap untuk mendapat kepastian perihal jadi atau tidaknya konser NOAH dilaksanakan. Penundaan konser ini makin memperburuk citra Kota Palu dan Sulawesi Tengah sebagai daerah yang kurang aman dan kondusif untuk menyelenggarakan event sebesar itu. Akhirnya, bukan hanya Ariel dan NOAH yang menjadi korban tetapi juga masyarakat Kota Palu yang sudah “terlanjur” gembira dengan dilaksanakannya konser tersebut. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak terulang di kemudian hari.  
·        (Penulis adalah Mahasiswa Sejarah Universitas Tadulako, aktif menulis di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional)
  

Post a Comment

4 Comments

  1. tulisan yang baik...
    tapi sedikit terburu-buru melontarkan dugaan,
    jika memang itu benar, apakah semurah itu gerakan mahasiswa skrg...??
    jika tdk benar, apakah euforia pengfgemar NOAH harus dibayar mahal dengan pecahnya konflik baru...??

    saya pribadi melihat jika memang belum saatnya tampil knp harus dipaksakan.
    bisa jadi perkiraan polisi benar mengingat terdapat lebih dari 5 kampung disekitar lokasi yang terlibat konflik beberapa waktu lalu: Nunu, Tavanjuka, Tinggede, Tatura, Binangga, Padende, Baliase, bahkan Palupi.

    Semoga masyarakat Palu termasuk penggemar NOAH bisa berpikir bijak.

    follow blog saya:
    http://ojan-tolare.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tulisan ini berdasarkan analisis saya melihat konstalasi politik di Seulawesi Tengah terutama kota palu. ini bukti bahwa ormas islam terbesar di sulawesi tengah punya pengaruh besar terhadap pengambilan kepuutsan pejabat di sulawesi tengah, tidak bisa kita pungkiri itu. kecurigaan saya beralasan, kita lihat saja, dua kampus yang terlibat demo punya "afiliasi" dengan ormas islam tersebut.

      alasan keamanan sengaja dibuat-buat untuk menutupi alasan sebenarnya yaitu ditakutkan merusak akidah dan ahlak. nah kemarin, polres dan pemkot sudah siap mengamankan tetapi terkendala karena instruksi "pimpinan" mereka yang lebih diatas yang sudah mendengar "petuah sakti" dari sesepuh ormas islam itu.

      tulisan ini mencoba memandang perspektif lain dari batalnya konser noah. ada konflik terselubung dalam persaingan politik di kota palu yang melibatkan partai "beringin" dan "partai islam" yang satu ini.

      tulisan ini memang pasti memicu kontroversi karena terlalu berani, spekulatif dan seakan menelanjangi tetapi saya hanya mencoba mengguratkan apa yang saya lihat dan tangkap mengenai batalnya konser noah. saya sendiri pun tidak terlalu fans dengan band ini.

      Delete
  2. hahaha...
    sy pikir sah-sah saja tulisan seperti ini di era demokrasi, tdk ada yg perlu di takutkan.
    yang paling penting kan substansi masalahnya bukan kontroversinya...
    sy melihat kasus NOAH tidak berpengaruh apa-apa pada konstalasi politik, ataupun persaingan partai, sy pikir itu terlalu jauh. jika memang ada kaitanya, apa pula manfaat memenangi persaingan tersebut bagi partai yg terlibat.
    jika alasannya ingin menjauhkan masyrakat dari pengaruh negatif (misalnya), itu wajar karna itu salah satu tugas partai (semua partai).
    saya tidak mengambil posisi menolak atau menerima NOAH, sekedar menanggapi analisis tulisan ini saja...

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya pikir dari kacamata kita semua, kita akan melihat bahwa memang potensi konflik yang menyebabkan batalnya konser noah. saya mencoba melihat dari sisi yang jarang orang lain lihat yaitu konstalasi politiknya. ini bukan meramal atau menduga tetapi memang pertarungan politik di sulawesi tengah demikian adanya. konfliknya tidak muncul dipermukaan tetapi terselubung didalam setiap gerakan tokoh-tokoh politiknya.

      Delete